Minggu, 21 April 2013

Partikel の (no)


Minasan, ogenki desu ka. Beberapa hari ini saya tidak sempat menyajikan materi karena saya ditimpa musibah. Laptop tercinta saya dicuri (T_T) padahal semua data ada di dalam. Sory jadi curhat deh...

Postingan kali ini kita akan membahas mengenai partikel atau dalam bahasa Jepangnya disebut joshi. Seperti yang telah saya singgung di tulisan sebelumnya, bahwa partikel di bahasa Jepang itu cukup banyak, namun pada kesempatan ini kita akan memulai dengan pembahasan partikel (no). Bagi yang sudah ada dasar pasti akan bertanya-tanya mengapa kita memulai pembahasan ini dari partikel no, sebab umumnya di buku-buku tata bahasa Jepang pasti diawali dengan pembahasan partikel wa. Alasannya sebenarnya adalah kita akan memulai pembahasan partikel bahasa Jepang mulai dari yang paling mudah dipahami sampai yang lumayan sulit untuk dipahami. Dengan kata lain partikel no ini lumayan mudah untuk dijelaskan makanya kita bahas dulu deh... hajimemashou ka...

Partikel no umumnya dipahami untuk menyatakan “kepemilikan”. Mungkin masih ada yang ingat mengenai postingan kosoado. Pada postingan tersebut terdapat kalimat sebagai berikut:

あの車は私のです。
Ano kuruma wa watashi no desu.
Mobil itu milik saya

Jika kita lihat kalimat tersebut maka pola dari penggunaan partikel no adalah sebagai berikut:
Pemilik -------

Catatan: bagian yang kosong adalah sesuatu yang dimiliki.

Mari kita lihat beberapa contoh penggunaannya berikut ini:
1.         Watashi no hon desu (buku milik saya)
2.         Anata no tabako desu (rokok milik anda)
3.         Tomodachi no jitensha desu (sepeda milik teman)

Lumayan mudahkan... Oh iya sedikit info bila diperhatikan penggunaan partikel no ini jelas adalah kebalikan dari bahasa Indonesia Maksudnya, bila dalam bahasa Indonesia kita mengucapkan yang dimiliki dulu kemudian sang pemiliknya (misalnya buku milik saya), sedangkan dalam bahasa Jepang sang pemiliknya dulu kemudian yang dimiliki (watashi no hon desu). Jadi, hati-hati jangan sampai kebalik ya. Mungkin ada dari pembaca yang bisa atau tinggal di daerah Manado atau sekitarnya. Beruntung sekali bagi mereka, sebab pola ini dapat dengan mudah ia pahami karena bahasa Manado menggunakan sistem seperti ini, misalnya “ngana pe rokok”. “Ngana” berarti kamu dan “pe” sama dengan “no. Teman-teman juga bisa cari tahu sendiri dengan memperhatikan bahasa daerah yang teman-teman gunakan.

Mari kita menyelami lebih dalam lagi mengenai partikel no ini. Di atas sudah disinggung bahwa partikel no ini menunjukkan kepemilikan, namun penulis sering menemukan banyaknya salah kaparah dari pemula pembelajar bahasa Jepang. Dari pengalaman penulis, banyak pembelajar yang mengira bahwa “bila terdapat kata milik kemudian mau diubah ke bahasa Jepang maka digunakan partikel no”. Sebenarnya pola pikir demikian sudah tepat, namun hanya di kasus-kasus tertentu. Bahkan ada lebih banyak kasus yang akan membuat kita bingung bila memiliki pola pikir demikian. Mari kita lihat beberapa contoh berikut ini:

1.      Buku bahasa Inggris
2.      Air hujan
3.      Nyanyian mentari

Ketika kita ingin mengubah kalimat di atas ke bahasa Jepang kemudian ditambah persepsi yang telah disebutkan di atas, yakinlah pasti akan muncul kebingungan. Bahkan kita juga akan menduga bahwa kalimat-kalimat di atas tidak ada yang menggunakan partikel no walaupun sebenarnya kita sudah mempelajarinya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kata “milik” yang terdapat pada kalimat di atas. Kalimat-kaimat di atas di dalam bahasa Jepang secara berturut-turut kurang lebih seperti berikut ini:

1.      Eigo no hon
2.      Ame no mizu
3.      Taiyou no uta

Bila melihat kasus di atas, maka kita dapat menemukan hal yang penting, yaitu “no yang berarti “milik” di dalam bahasa Indonesia sifatnya bisa tersirat maupun tersurat”. Maksudnya adalah bila terdapat kata “milik” dalam bahasa Indonesia yang kemudian ingin diubah ke bahasa Jepang maka digantikan partikel no (misalnya, buku milik saya = watashi no hon), ini yang dimaksud tersurat. Adapun dalam kasus kata “milik” yang tersirat (misalnya, air hujan = air miliknya hujan) maka juga digunakan partikel no.

Pada dasarnya terdapat beberapa kelemahan juga dengan cara di atas, yakni “bagaimana kita bisa mengetahui suatu kalimat di dalamnya mengandung kata “milik” yang tersirat”. Bagi yang sering bergelut dengan bahasa kemampuan tersebut penulis pikir akan lahir dengan sendirinya, namun mungkin bagi para pemula hal tersebut masih cukup sulit. Tidak apa-apa, jangan khawatir penulis juga menemukan satu cara lain yang penulis rasa cukup baik digunakan untuk memahami penggunaan partikel no. Mari kita lihat beberapa contoh kalimat dalam bahasa Indonesia yang kemudian kita cari di mana saja partikel no diletakkan:

1.      Teman saya berdiri di depan stasiun.
2.      Contoh kalimat berikut adalah soal tahun lalu.
3.      Pusatperbelanjaan di Tokyou selalu ramai.

Untuk mengetahui di mana saja posisi partikel no bisa disisipkan anda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini:
1.      Bagi kalimat-kalimat di atas menjadi susunan tiap kata, namun ingat bila menemukan dua kata atau lebih yang saling berkaitan dalam membentuk makna, maka jangan pisahkan.
2.      Kata yang lebih dari satu yang saling berkaitan dalam membentuk satu makna inilah yang menggunakan partikel no. Namun ingat satu hal lagi, setiap kosa kata tersebut adalah jenis kata benda. Bila tidak termasuk jenis kata benda maka kata-kata tersebut tidak dapat menggunakan partikel no.
3.      Artikanlah kata-kata yang ditemukan tersebut satu persatu dari belakang kemudian sisipkan di antaranya partikel no.

Langkah di atas memang nampaknya agak sulit dilakukan namun bila anda terus melatihnya pasti anda bisa dengan mudah menggunakan partikel no nantinya. Mari kita coba cara ini pada contoh-contoh yang telah disebutkan di atas:

Teman saya berdiri di depan stasiun.


Langkah-langkah:
1.      Teman saya     berdiri     di     depan stasiun
(mencari 2 kata atau lebih yang saling berkaitan dalam membentuk makna)
Dari kalimat di atas kita dapatkan 2 yaitu, teman saya dan depan stasiun

2.      Teman saya     depan stasiun
teman = kata benda      saya = kata benda
depan = kata benda      stasiun = kata benda

3.      watashi no tomodachi              eki no mae
teman = tomodachi       saya = watashi
depan = mae                 stasiun = eki
Jadi, kalimat di atas nantinya dalam bahasa Jepang adalah:
Watashi no tomodachi ........... eki no mae..........


Bagian yang kosong nantinya akan di isi oleh berdiri dan di (kita akan bahas ketika kita mulai memasuki pola bahasa Jepang yaitu SKOP). Intinya kita telah menemukan di mana saja partikel no digunakan. Anda dapat melatih cara di atas dengan mencoba menemukan di mana saja partikel no disisipkan pada contoh kalimat kedua dan ketiga di atas.
Mungkin ada yang menduga bahwa cara di atas hanya bisa diterapkan dari Indonesia ke Jepang, sebenarnya cara di atas bisa juga digunakan sebaliknya. Langkahnya sama saja, namun sebelum melakukan langkah pertama terlebih dahulu coba artikan secara kasar apa kira-kira maksud keseluruhan kalimat tersebut dalam bahasa Jepang.
Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa cara ini nampaknya berbelit-belit, namun bila anda sudah menguasainya cara tersebut akan lancar mengalir di dalam kepala kita tanpa harus mengikuti langkah-langkah di atas. Dan satu hal lagi bagaimanapun metodenya tapi kalau malas latihan, ya sama aja bohong. Sekian dulu postingan kali ini semoga bermanfaat. Bila ada yang ingin berkomentar, saran, ataupun kritik, silahkan tulis saja di bagian komentar. Bagi yang ingin latihan partikel ini juga silahkan. Tetap semangat ya... Ganbatte...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar